Bismi-llahi ar-rahmani ar-rahimi" (Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang) Nabi Ibrahim a.s. adalah anak Azar yang merupakan keturunan Sam bin Nuh. Pada masa itu Raja Namrud yang bertahta dinegri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar setiap anak lelaki yang lahir di negri Mausul dibunuh. Kamiabadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. " (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111) Tafsiran Ayat Secara Global Ibrahimmengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa. Lihatlah kepasrahan dan pengorbanan Ismail dan ayahnya Ibrahim mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta Allah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan kasih sayang Allah. Ibrahimadalah orang yang taat pada perintah Allah. Nabi Ibrahim tidak membantah wahyu, ia sangat patuh pada wahyu. Kecintaan pada Allah lebih didahulukan oleh Nabi Ibrahim dari kecintaan pada anak. Sifat anak yang saleh adalah patuh pada orang tua seperti patuhnya Ismail pada ayahnya Ibrahim. NabiYusuf merupakan putra Nabi Ya'qub yang nasabnya tersambung ke Nabi Ibrahim hingga Nabi Adam AS. Nabi Yusuf lahir di Syam dari rahim Rahil, istri kedua Nabi Yakub AS. BACA JUGA: Pidato Singkat tentang Keutamaan Bulan Muharram, Meneladani Kesabaran Para Nabi UypOD. - Berikut adalah contoh Khutbah Idul Adha, yaitu tentang kisah teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Idul Adha merupakan salah satu di antara dua hari raya yang diperingati umat Islam tiap tahunnya selain Idul Fitri. Hari Raya Idul Adha juga biasa disebut sebagai hari raya kurban. Lantaran masih ada kaitannya dengan peristiwa antara Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Ismail AS. Yakni ketika Nabi Ibrahim bakal menyembelih sang putra atas perintah-Nya, Allah SWT seketika pula menunjukkan kekuasaan-Nya. Sejumlah kisah teladan yang pernah dialami Nabi Ibrahim juga bisa dipetik dan menjadi pelajaran bagi umat manusia. Seperti tentang menghadapi sejumlah ujian, keimanan kepada Allah SWT, dan rela untuk berkorban. Berikut adalah contoh Khotbah Idul Adha dengan tema "Kisah Teladan Nabi Ibrahim AS" seperti dikutip dari laman NU Online. Khotbah Pertamaاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .وقال أَيْضًا وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ Hadirin jamaah salat Idul Adha yang dimuliakan Allah pertama dan paling utama, mari kita tingkatkan rasa iman dan taqwa kepada Allah SWT. Yakni dengan jalan tetap menjauhi larangan-Nya dan disertai dengan menjalankan segala perintahnya. Kemudian, mari kita bersyukur terhadap segala anugerah yang telah diberikan Allah SWT sehinga kita masih diberi kesempatan untuk bisa hadir dan menikmati hari yang mulia ini, yaitu hari raya Idul Adha. Jamaah yang berbahagia semuanya,Idul Adha tentu tidak bisa terlepas dari peristiwa yang pernah dialami oleh Nabi Ibrahim AS semasa hidup. Sejumlah keteladaan bisa dipetik umat manusia dari kisah yang dilalui oleh ayah kandung Nabi Ismail AS tersebut. Salah satu diantara yang terjadi ialah bagaimana cara Nabi Ibrahim AS menemukan "Tuhan". Diceritakan bahwa Nabi Ibrahim merupakan seorang yang cerdas dan pintar. Kala masih muda, ia mengalami kegelisahan. Penduduk zaman itu banyak yang menyembah berhala alias patung. Dan patung-patung ini dianggap sebagai Tuhan. Lalu, pada malam hari datang, ia merenung dan melihat ke arah bintang, yang dikira selaku Tuhan. Lagi-lagi, Nabi Ibrahim tidak percaya karena bintang pada akhirnya tenggelam. Demikian pula yang terjadi terhadap bulan. Ketika matahari datang di siang hari, hal yang sama tersaji. Ia juga tidak percaya karena matahari yang sedemikian besar itu akhirnya terbenam juga. Kisah yang lainnya ialah saat dirinya menghancurkan patung-patung milik Raja Namrud. Alasannya, patung yang dianggap sebagai Tuhan itu justru tidak mampu melindungi diri sendiri kala dihancurkan oleh dirinya. Namun demikian, atas perbuatannya tersebut, Nabi Ibrahim mendapatkan hukuman dari sang Raja. Badannya dibakar. Ketika api sudah mulai membakar tubuh, Allah SWT kemudian memberikan pertolongan-Nya. Api yang seharusnya panas justru malah menjadi dingin. Artinya, tubuh Nabi Ibrahim yang diharapkan oleh Sang Raja bisa menjadi abu, malah tidak hangus sedikitpun. Melalui Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 69, dituliskan bahwa قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ Artinya,"Kami berfirman "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim,". Jamaah Rahimakumullah,Peristiwa penting lainnya yang terjadi pada masa Nabi Ibrahim AS ialah perihal karunia seorang anak. Kendati ia seorang utusan, Allah juga tetap memberikan ujian. Nabi Ibrahim tetap bersabar kala beliau tidak kunjung mendapatkan seorang keturunan dalam hidupnya ketika itu. Sang istri, Sarah, menyarankannya untuk menikah dengan Hajar, salah satu pembantu yang dimiliki. Lalu lahirnya seorang Ismail dari pernikahan Ibrahim dan Hajar tersebut. Kelak, sang anak juga diangkat menjadi nabi oleh Allah SWT. Ditengah kebahagiaan tersebut, Sarah akhirnya dikaruniai anak. Lahirlah Ishaq, yang juga akan menjadi nabi. Ketika anak kedua hadir di dunia, usia Nabi Ibrahim sudah menginjak angka 100 tahun. Ujian dari Allah tidak berhenti begitu saja. Kala menjalani kehidupan dengan keluarga, kemudian turun perintah untuk menyembelih sang putra kesayangan, Ismail. Melalui firman-Nya, surat As-Saffat ayat 102 menerangkan فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ Artinya,"Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Mendapatkan persetujuan dari anaknya, Nabi Ibrahim tetap saja menunaikan perintah Allah SWT. Dan seketika pula ketika Ismail akan disembelih, Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya. "Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, untuk melaksanakan perintah Allah. Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim pujian di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Selamat sejahtera bagi Ibrahim.” QS As Saffat 103-109. Hadirin jamaah Salat Idul Adha yang berbahagia,Banyak kisah teladan dari Nabi Ibrahim AS yang bisa menjadi contoh dalam menjalani kehidupan di masa kini. Diantaranya ialah menyampaikan sebuah kebenaran meskipun bakal ada resikonya, selalu tetap bersabar dalam menghadapi cobaan, serta teguh pada pendirian. Demikian isi kotbah pertama ini. Semoga dapat bermanfaat, khususnya dalam menjalani hari raya Idul Adha. Khotbah KeduaHadirin jamaah salat Idul Adha yang dimuliakan Allah cerita tentang Nabi Ibrahim AS di atas merupakan teladan penting bagi kita dalam melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Ketika Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi dari Allah untuk menyembelih putranya, ia pun melaksanakan dengan persetujuan Nabi Ismail. Ini bisa menunjukkan sebuah ketaqwaan dari seorang umat kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, maka lahirlah istilah "kurban" yang diperingati umat manusia hingga sekarang dengan disimbolkan dengan penyembelihan domba sebagai sebuah pengorbaan di dalam beragama. Pelajaran penting lainnya yang bisa juga menjadi contoh ialah tentang beriman. Yakni keimanan dalam melawan hawa nafsu dalam diri masing-masing individu. Kemudian ada pula hak untuk hidup. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah kotbah di Padang Arafah berpesan bahwa jiwa, harta, dan harga diri manusia mempunyai sisi kemuliaan yang tidak bisa dihilangkan. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Umat Islam dalam beberapa minggu lagi akan merayakan Hari Raya Iduladha pada 9 Juli 2022/10 Zulhijah 1443 H Raya Idul Adha bagi kaum muslim juga identik dengan pemotongan hewan kurban. Kurban menurut syariat Islam ialah menyembelih hewan ternak yang memenuhi syarat tertentu pada hari raya Iduladha dan hari-hari tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah semata-mata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dari pelaksanaan ibadah kurban ialah sunah muakadah, begitu dianjurkan pengerjaannya terutama bagi muslim yang memiliki kelapangan harta. Dalil anjuran pelaksanaan ibadah kurban dijelaskan oleh Allah swt. melalui firmanNya dalam Surah Al Kautsar ayat 1-3 sebagai berikut“Sungguh, Kami telah memberimu Muhammad nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus dari rahmat Allah.” QS. Al Kautsar [108] 1-3.Rasulullah saw. bahkan pernah memberikan peringatan kepada muslim yang memiliki kelapangan harta namun tidak melaksanakan kurban. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana sebuah hadis sebagai berikut, “Barangsiapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami.” Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim.Hewan yang diperbolehkan untuk berkurban ialah hewan ternak meliputi unta, sapi, kerbau, dan kambing atau domba. Dalil dari syariatkannya hewan ternak sebagai hewan kurban dijelaskan oleh Allah swt. melalui Surah Al Hajj ayat 34 sebagai berikut“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan kurban, agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.” QS. Al Hajj [22] 34Dikutip dari “Hukum, Makna, Jenis Hewan, dan Ketentuan Ibadah Kurban” NU Online oleh Zakky Mubarak, Imam Malik berpendapat bahwa yang paling utama adalah kambing atau domba, kemudian sapi, lalu unta. Sedangkan Imam al-Syafi’i berpendapat sebaliknya, yaitu yang paling utama adalah unta, disusul kemudian sapi, lalu kambing. - Sosial Budaya Kontributor Beni JoPenulis Beni JoEditor Yulaika Ramadhani Dalam isi contoh ceramah singkat untuk anak SD selama 5 menit ini akan membahas tentang teladan Nabi Ibrahim AS dan ibadah kurban yang keduanya saling berhubungan yang pehuh kisah ketakwaan. Dengan kisah menarik dan bahasa yang mudah dicerna anak-anak usia Sekolah Dasar hingga contoh ceramah singkat untuk anak SD ini cocok digunakan untuk lomba ataupun mengisi acara berkenaan dengan bulan Dzulhijjah dalam waktu 5 menit. Ceramah merupakan pidato, nasehat juga penyampaian ilmu yang menggunakan ilmu Agama Islam didalamnya bisa disampaikan untuk acara resmi maupun umum bertepatan dengan hari-hari besar perayaan Islam. Baca Juga Contoh Ceramah Singkat Anak Mudah Dihafal dengan Tema Menuntut Ilmu Dalam waktu 5 menit anakpun mampu menyampaikan ceramah singkat ini dengan tambahan intonasi percakapan juga penekanan dibeberapa kata maupun gaya bahasa tubuh yang lucu sesuai umur mereka. Inilah teks contoh ceramah singkat untuk anak SD 5 menit tentang teladan Nabi Ibrahim AS dan ibadah kurban "Assalamu'alaikum warahmatullahi rabbil alamin, wabihi nasta’inu alaa umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu alaa asyrafil mursalin, wa’alaa alihi wa sahbihi ajma’in. Amma ba’du. Marilah kita ucapkan Alhamdulillah kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan berbagai banyak nikmat berupa kesehatan, iman dan islam hingga kita masih dapat bertemu dalam kesempatan mulia ini. Jangan pula lupa kita haturkan sanjungan kepada Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam yang akan memberikan kita syafaat kelak fi yaumil qiyamah. Teman-temanku bulan mulia Dzulhijjah ini ada 2 ibadah luar biasa yang bisa dilakukan berbeda dengan ibadah-ibadah dibulan lain yaitu ibadah haji dan ibadah kurban. Tahukah teman-teman bila 2 ibadah ini menjadi ibadah yang disyariatkan dari Nabi Ibrahim AS, bapak para Nabi yang sangat taat dan takwa kepada Allah 'azza wa jalla. Terutama ibadah kurban yang membutuhkan ketakwaan dalam pelaksanaannya, kenapa? karena saat mendapat perintah ibadah kurban nabi Ibrahim AS tidak diperintahkan menyembelih kambing atau domba seperti kita saat ini. Perintah berkurban itu datang berulang-ulang kali dalam mimpi Nabi Ibrahim AS yaitu ia harus menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail AS, Nabi Ibrahim Aspun sempat ragu dan menceritakan mimpi yang dialaminya 3 malam berturut-turut itu. Nabi Ibrahim berkata, Hai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?", "wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar," jawab Ismail AS. Apakah Nabi Ibrahim AS menolak perintah Allah lewat mimpinya teman-teman?, tentu saja tidak karena mimpi para Rasul merupakan wahyu dari Allah dan Nabi Ibrahim AS adalah seorang Nabi yang sangat takwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

pidato singkat tentang nabi ibrahim